Kamis, 05 Januari 2012

Ini Masalah yang Sering Dialami Orangtua Baru

Kelahiran anak pertama bisa jadi tantangan terbesar pasangan menikah. Apalagi menurut riset dari psikolog Springboard John Gottman yang merupakan pendiri Relationship Research Institute di Seattle, Amerika Serikat, hampir 70% pasangan merasakan penurunan pada kepuasaan pernikahan di tahun pertama kelahiran bayi.

"Cukup banyak pasangan tidak menyadari betapa mengejutkannya masa transisi ini sampai mereka memasukinya selama beberapa bulan," ujar Psikolog Alyson Saphiro, peneliti pendamping di Gottman.

"(Di masa itu) sangat mudah segala sesuatunya menjadi panas dan negatif," tambahnya.

Kurang tidur, jarang bercinta dan pertengkaran akibat merasakan peran baru adalah beberapa hal yang menyebabkan orangtua baru stres. Namun para ahli percaya, semua masalah itu bisa diatas. Kuncinya adalah komunikasi.

"Tujuan utama dari semua ini adalah membangun hubungan yang kuat dan berkomitmen sehingga bisa melalui masa transisi menjadi orangtua. Jadi ketimbang saling menyalahkan, pasangan seharusnya mengatakan, 'kita bisa melalui ini bersama'," saran Saphrio.

Sebagai pedoman untuk mengatasi berbagai masalah saat menjadi orangtua baru, berikut ini empat hal yang paling sering menyebabkan konflik dan cara mengatasinya, seperti dikutip dari Today's Parent:

1. Tidak Ada Waktu untuk Berduaan
Menjaga keintiman dan kemesraan memang agak sulit saat para orangtua baru sedang fokus pada bayi mereka. Para ibu yang baru melahirkan lah yang biasanya merasa mereka diabaikan oleh suami. Ditambah dengan perasaan baby blues, ibu kerap merasa kesepian dan sedih.

Direktur program Bringing Baby Home asal Seattle, Carolyn Pirak mengatakan, kunci untuk menciptakan pernikahan yang bahagia setelah kelahiran bayi adalah menemukan cara agar Anda dan suami tetap bisa punya waktu berduaan. Untuk mewujudkan hal itu, Anda dan pasangan harus sadar apa yang terjadi pada kehidupan masing-masing setelah kelahiran si buah hati.

Penelitian menunjukkan pasangan yang bisa menjaga keintiman dan keakraban satu sama lain tetap merasa puas pada pernikahannya. Untuk menjaga kedua hal itu, Anda dan suami harus tetap saling rajin berkomunikasi mengenai aktivitas keseharian atau berbagi cerita soal apapun, bukan hanya soal si kecil.

Ann Douglas, penulis dari 19 buku parenting menyarankan orangtua baru harus berusaha meluangkan waktu selama beberapa menit dalam sehari untuk saling mengobrol. Kalau obrolan itu tidak bisa dilakukan dengan bertatap muka, Anda dan pasangan dapat saling berbai cerita via email atau BBM.

2. Kurang Tidur
Kurang tidur merupakan masalah yang dialami banyak orangtua baru. Gara-gara waktu tidur yang kurang, pasangan pun bisa jadi mudah emosi dan stres. Ayah dan ibu yang kelelahan membuat mereka sensitif satu sama lain.

Untuk mengatasi masalah itu, Springboard menganjurkan Anda dan suami bergantian tidur. Misalnya kalau suami kerja sehingga sulit begadang, dia bisa mendapatkan gilirannya saat weekend. Di akhir pekan, Anda bisa mengisi lagi energi dengan tidur yang cukup. Alternatif lainnya, jika memang Anda dan suami tidak bisa bergantian adalah dengan minta bantuan pihak ketiga, saudara atau teman dekat.

Bagi ibu yang menyusui, tentu solusi bergantian ini sulit diberlakukan. Tapi ibu bisa tetap memiliki waktu istirahat, di sela-sela waktu menyusui bayi. Prinsip ibu baru adalah sebisa mungkin Anda juga harus tidur saat bayi tertidur.

Anda juga bisa mencuri-curi waktu tidur di pagi hari, sebelum suami berangkat ke kantor. Minta pasangan mengurus si kecil, sementara Anda tidur sejenak.

3. Hilang Gairah Seks
Seorang ibu sudah pasti akan kehilangan gairah seksnya saat mendengar suara bayinya menangis. Kegiatan rutin mengganti popok, menyusui dan menggendong bayi, juga bisa membuat ibu lelah sehingga gairah pun menurun. Para suami yang bergantian menjaga bayi, juga mengalami hal serupa. Kelelahan lah yang akhirnya membunuh gairah seks para orangtua baru.

Menurut Pirak, pasangan yang baru saja menjadi orangtua harus tetap berusaha menjaga keintiman mereka. Temukanlah cara bagaimana menjaga keintiman itu bukan hanya di tempat tidur. Luangkan waktu, walaupun hanya sejenak untuk berpelukan atau bersentuhan dengan mesra. Menerima keadaan dan mengkomunikasikan perasaan soal hilangnya keintiman itu juga bisa membuat Anda dan pasangan percaya kondisi tersebut akan segera kembali normal.

4. Kesibukan yang Tiada Akhir
Ketika bayi baru lahir, orangtua baru yang tidak menggunakan bantuan pengasuh, punya banyak sekali tugas yang menanti. "Ada banyak sekali hal yang harus dikerjakan dan tidak satu orang pun yang merasa bisa mengerjakan semuanya," jelas Pirak.

Ketidakadilan pembagian tugas dalam hal mengurus si kecil dan rumah, bisa menyebabkan kepuasaan pasangan pada pernikahan menurun. Hal yang mengalami itu terutama adalah wanita dengan suami yang tidak mau berbagi tugas.

Pasangan yang sukses melakukan pembagian tugas saat bayi baru lahir biasanya akan lebih bahagia setelah masa-masa sulit itu berlalu. Mereka jadi bisa belajar bagaimana menangani konflik secara efektif.

"Pasangan harus belajar bagaimana mengeluh tapi tidak saling menyalahkan dan tidak membiarkan suatu pertengkaran jadi memanas," tutur Saphiro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar