Rabu, 14 Maret 2012

5 Jenis Gangguan Menstruasi/Haid

Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.
Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya.

1. Amenore

Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas  gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.

2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)

Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
  • Payudara menjadi lembut dan bengkak
  • Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
  • Tidak tertarik seks (libido menurun)
  • Jerawat berkala
  • Perut kembung atau kram
  • Sakit kepala atau sakit persendian
  • Sulit tidur
  • Sulit buang air besar (BAB)

3. Dismenore

Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.

4. Menoragia

Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.
Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah.
Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.

5. Perdarahan Abnormal

Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
  • Pendarahan di antara periode menstruasi
  • Pendarahan setelah berhubungan seks
  • Perdarahan setelah menopause
Perdarahan abnormal disebabkan  banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.
Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.

Saat Menstruasi Juga Bisa Menyebabkan Kehamilan

Hamil saat menstruasi bisa terjadi meskipun kemungkinannya sangat kecil. Wanita yang hamil saat menstruasi rata-rata adalah wanita yang memiliki siklus menstruasi yang sangat singkat, artinya waktu saat hari pertama haid datang sampai hari pertama di periode berikutnya sangat berdekatan. Hal ini menyebabkan waktu terjadinya ovulasi sangat dekat dengan waktu dimulainya periode menstruasi.

Setiap siklus menstruasi, ovarium wanita akan melepaskan sel telur, proses ini disebut ovulasi. Umumnya, ovulasi terjadi pada sekitar 14 hari sebelum dimulainya siklus menstruasi bulanan. Bahkan pada wanita dengan siklus mens yang teratur, waktu dan durasi ovulasi bisa berubah-ubah setiap bulannya. Kadang ada wanita yang tidak mengalami ovulasi sama sekali tapi masih mengalami perdarahan.

Setelah ovulasi, sel telur akan bergerak menuju rahim melalui saluran tuba fallopi. Jika di rahim ada sperma yang tersedia maka proses pembuahan pun terjadi. Sebuah telur yang tidak dibuahi dapat hidup selama sekitar 24 jam dan jika selama durasi tersebut tidak dibuahi maka akan dikeluarkan selama periode menstruasi berikutnya, bersama dengan lapisan rahim.

Jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang sangat singkat maka dia bisa berovulasi hanya beberapa hari setelah mengalami menstruasi. Dan mengingat sperma bisa bertahan hidup dalam rahim selama 3 hari maka secara teoritis sperma dapat membuahi sel telur saat periode menstruasi terjadi.

Karena tingkat stes yang tinggi, seorang wanita yang sedang ovulasi bisa mengalami perdarahan vagina yang kadang karena tidak tahu dianggap sebagai darah haid. Faktor lain yang dapat menyebabkan perdarahan vagina adalah malnutrisi atau trauma pada leher rahim.

Pada beberapa wanita, ovulasi sebenarnya dapat terjadi sebelum menstruasi berhenti atau beberapa hari setelah menstruasi selesai. Dalam kedua kasus ini, berhubungan seks saat sedang menstruasi dapat menyebabkan kehamilan.

Selain perdarahan vagina yang bukan darah haid, kemampuan sperma untuk bertahan hidup dalam tubuh vagina juga menjadi alasan lain mengapa wanita bisa hamil ketika mengalami menstruasi. Dalam kondisi normal, sperma dapat bertahan hidup selama rata-rata 2-3 hari dalam tubuh wanita. Pada konsisi yang sangat ideal, sperma bahkan bisa bertahan selama 5 hari.

Jadi jika dalam periode menstruasi wanita, ada sperma yang tersimpan dalam rahim menunggu sel telur maka pembuahan dapat terjadi. Kehamilan seperti ini bisa terjadi jika hubungan seks dilakukan baru saja sebelum atau sesudah ovulasi.

Jika anda melakukan hubungan seks saat menstruasi dan tidak menggunakan kondom maka langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah melakukan tes kehamilan. Alat tes kehamilan bisa dibeli di supermarket atau apotik dengan harga yang cukup murah. Dalam beberapa menit anda bisa mengetahui apakah anda hamil atau tidak. Jika hasil tes menunjukkan negatif tetapi anda merasakan ciri-ciri orang hamil maka sebaiknya lakukan pemeriksaan yang lebih detail di laboratorium