Senin, 05 Desember 2011

Hubungan Seks Pasca Melahirkan

Seks secara manual atau rangsangan oral terhadap klitoris sebenarnya tidak menjadi masalah, seandainya tidak terdapat robekan pada daerah tersebut.

Seorang dokter kebidanan biasanya mengatakan kepada para pasiennya bahwa mereka tidak boleh melakukan senggama selama enam minggu setelah melahirkan (pasca persalinan). Maksudnya adalah menghindari penetrasi (memasukkan penis, jari, atau benda lain ke dalam liang senggama).

Beberapa dokter yang lain mungkin menyebutkan waktu empat minggu atau ketika lochia (cairan yang dikeluarkan dari liang senggama setelah melahirkan) sudah berhenti. Alasan utama menghindari senggama pasca persalinan adalah untuk memberi peluang bagi jaringan genital wanita untuk sembuh, terutama jika mengalami episiotomi atau robekan. Mencegah timbulnya infeksi merupakan alasan selanjutnya.

Namun, usaha untuk menghindari risiko ini sebenarnya tidak memerlukan waktu pantang senggama hingga enam minggu. Alasan dari ‘peraturan enam minggu’ adalah lebih untuk memudahkan para dokter kebidanan ketimbang kebutuhan medis para ibu yang baru melahirkan.

Pemeriksaan ulang pasca persalinan biasanya dilakukan setelah enam minggu, dan enam minggu adalah waktu dimana rahim telah kembali pada ukuran sebelum hamil. Pengecilan rahim adalah perubahan fisik utama pasca persalinan yang terakhir. Namun, seorang wanita sebenarnya tidak perlu menunggu hingga rahimnya kembali ke ukuran semula, sebelum ia mulai melakukan senggama.

Beberapa minggu dan bulan pasca persalinan, hasrat seorang perempuan untuk bersenggama mungkin berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Mereka mungkin mendapati bahwa penyembuhan luka yang mereka alami belum cukup baik, sehingga sulit untuk mendapatkan kenikmatan dari senggama. Disini sebenarnya dibutuhkan pengertian dan dukungan dari pasangan (suami ) sehingga tidak menambah beban secara psikologis bagi pasangannya yang baru melahirkan.

Jika seorang perempuan mengalami rasa nyeri atau takut terhadap rasa nyeri, mungkin ia bisa mencoba bersenggama dengan posisi diatas, sehingga dapat mengendalikan pasangannya untuk menjauhi daerah-daerah yang nyeri. Dia juga perlu menggunakan banyak pelumas untuk mengurangi rasa nyeri akibat keringnya vagina.

Seorang perempuan yang baru melahirkan mungkin membutuhkan waktu untuk kembali melakukan senggama seperti biasa. Hal ini dikarenakan oleh sejumlah faktor, yaitu: gangguan tidur dan kelelahan yang timbul seiring dengan perubahan dirinya menjadi seorang ibu, turunnya kadar hormon dan perasaan tidak nyaman yang umum terjadi setelah melahirkan, depresi pasca persalinan, dan perasaan kurang menarik karena perubahan fisik yang menyertai kehamilan. Jika semua (atau sebagian besar) dari hal-hal tersebut mulai menghilang, kehidupan seksualnya mungkin akan berangsur membaik.

Banya wanita setelah melahirkan,mereka merasa cemas atau takut untuk berhubungan badan lagi dengan pasangannnya. Banyak perempuan yang merasa tidak berhasrat untuk melakukan senggama pasca persalinan, karena takut terhadap rasa nyeri yang mungkin ditimbulkannya. Waktu yang dibutuhkan oleh seorang perempuan untuk mengembalikan gairahnya seperti semula, sangat bergantung kepada pengalaman persalinannya (apakah persalinan normal atau dengan cara caesar).

Hal yang sama juga terjadi pada mereka yang mengalami robekan pada vagina bagian dalam. Perempuan dengan jahitan dan/atau kerusakan perineum (daerah di antara vulva dan anus, yang terdiri dari kulit dan otot), cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merasa nyaman kembali saat bersenggama.Sehingga muncul pertanyaan,kapan seks yang aman setelah melahirkan sehingga tidak menganggu keharmonisan rumah tangga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar